“Saya bukan arsitek. Bukan kontraktor. Saya hanya seorang pria biasa dengan mimpi sederhana: membangun rumah sendiri untuk keluarga saya.”
Awal Mula: Dari Tanah Kosong ke Harapan
Dua belas tahun lalu, saya berdiri di atas sebidang tanah kosong yang baru saya beli. Tidak ada denah profesional, tidak ada modal besar, bahkan tukang pun kadang tidak ada. Hanya ada niat, keyakinan, dan sedikit-sedikit uang hasil kerja yang saya sisihkan setiap bulan.
Saya tahu, membangun rumah bukan hal yang bisa selesai dalam hitungan bulan. Tapi saya juga tahu: tidak semua orang punya kemampuan untuk langsung membangun rumah “jadi”. Maka saya memilih jalur panjang — jalur rumah tumbuh.
Apa Itu Rumah Tumbuh?
Rumah tumbuh bukan sekadar konsep arsitektur. Ia adalah filosofi. Bahwa rumah bisa dibangun secara bertahap — mengikuti ritme hidup dan rezeki. Rumah yang tidak memaksakan diri untuk selesai sekarang juga. Rumah yang beradaptasi dengan pertumbuhan keluarga, finansial, dan kebutuhan ruang.
Selama 12 tahun ini, rumah saya tumbuh seiring saya tumbuh sebagai pribadi, pasangan, dan orang tua.
Tumbuh Bersama Waktu
Tahun pertama, saya bangun pondasi dan satu kamar. Tahun kedua, saya tambah kamar mandi dan dapur kecil. Tahun keempat, mulai pasang atap yang benar. Tahun keenam, saya cicil pagar dan teras depan. Tahun kedelapan, tambah ruang keluarga. Tahun kesepuluh, akhirnya punya halaman kecil. Dan tahun ke-12, saya selesai. Bukan selesai karena sempurna, tapi selesai karena cukup.
Kenapa Saya Tulis Blog Ini?
Karena saya tahu di luar sana, banyak orang punya mimpi yang sama: punya rumah sendiri.
Tapi kadang kita minder melihat orang lain yang bisa langsung bangun rumah megah. Kita lupa bahwa rumah bukan soal mewah, tapi soal tempat kembali.
Saya ingin berbagi proses saya — mulai dari perencanaan, budgeting, gagal coba material, memilih tukang, sampai cara saya memutuskan prioritas membangun. Blog ini bukan tutorial profesional, tapi catatan jujur dari seseorang yang mengalami sendiri setiap paku dan pasirnya.
Apa yang Akan Anda Temukan di harno.id?
- Cerita tiap tahap pembangunan rumah saya
- Tips praktis membangun rumah dengan dana terbatas
- Review alat dan material yang saya pakai
- Gambar sketsa dan denah tahap demi tahap
- Kesalahan yang saya buat — agar Anda tak perlu mengulanginya
Harapan Saya
Kalau blog ini bisa membantu satu orang saja untuk merasa “bisa” membangun rumahnya sendiri, maka semua tulisan ini sudah cukup. Saya bukan siapa-siapa, tapi saya percaya pengalaman nyata lebih bernilai dari teori.
Selamat datang di harno.id.
Mari bertumbuh bersama — satu bata, satu langkah, satu ruang pada satu waktu.
📬 Ingin update konten terbaru atau tanya-tanya ringan?
Kirim email ke: satriamadangkara@gmail.com
Atau ikuti Instagram saya di @harno.id
0Komentar